Buku Itu Adalah Kekasih Tanpa Ragu

Agama Feb 08, 2021

Sungguh saya tidak pernah menyesal atas masa lalu yang pedih. Akibatnya, saya tidak punya fasilitas yang banyak dan akhirnya saya hanya bermesraan dengan apa yang saya punya. Apa itu? Buku-buku bekas yang sudah dibuang oleh perpustakaan karena sudah tidak layak baca dan usang. Bagi saya, segala hal yang saya belum ketahui adalah kebaruan, tidak ada urusan dengan fisik yang lusuh dan kertas yang menguning, bahkan beberapa buku sudah lepas tak beraturan dari covernya.

Beberapa buku saya baca berulang kali karena keindahan bahasa atau kedalaman makna yang dimilikinya. Karena buku bekas, maka tema yang saya dapatkan bersifat random, ada buku tentang keislaman, motivasi, novel, sastra, manajemen keuangan dan lain sebagainya. Apa pun itu, semuanya saya baca, tanpa terkecuali. Bahkan saking niatnya, tahun 2009 saya membeli alkitab dan saya baca. Saya tahu dua bagian penting, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi berbagai kitab sebelum Yesus, mulai kitab "Kejadian" (Kalau tidak salah saya sudah baca sampai eksodusnya Nabi Musa), sedangkan Perjanjian Baru berisi 4 injil pertama yaitu matius, markus, lukas dan yohannes, kemudian surat-surat paulus setelah masuk kristen ke para raja  (ini saya ketik tanpa googling loh).

Terdapat hari-hari yang dari pagi sampai sore, saya menyelesaikan satu buku hingga selesai. Buku itu berwarna hijau dengan lukisan para pemimpin revolusi Islam di Iran, judul bukunya Revolusi Iran dalam timbangan Islam. Buku itu terbit sekitar tahun 80an namun saya sedikit lupa detail tahunnya. Ini saat saya berumur 17 tahun. Terbayangkah anak berumur 17 tahun membaca buku aliran seperti itu? Namun saya hanya suka baca, bagi saya isi dalam buku hanyalah sebuah wawasan sebelum saya jadikan sebagai pengetahuan untuk diyakini sepenuhnya. Oh ya, buku ini menjelaskan awal mula kata Syiah, perpecahannya, golongan-golongan Syiah dan lain sebagainya. Makanya, jika ada orang yang berkata "syiah bukan islam", saya sih ketawa aja. Berarti dia tidak paham aliran-aliran dalam Syiah yang jumlahnya banyak itu. Memang sebagian ada yang sesat, tapi ada juga yang tidak. Misalnya Syiah Zaidiyah, ini aliran syiah yang tidak sesat. Mengatakan Syiah bukan islam, hanya bentuk kedangkalan pengetahuan saja, karena harus didetailkan "Syiah mana yang bukan Islam?". Btw biasanya wahabi sebagai musuh bebuyutan syiah, jika membahas tentang syiah, yang dibahas adalah syiah Imamiyah itsna asyariyyah. Inilah syiah yang sudah dicap oleh MUI sebagai aliran sesat.

Ada juga, saat menjaga toko buku saya membaca kisah Khalid bin Walid sampai dimarahi oleh atasan. Karena gaya bahasa yang ditawarkan dan model yang digunakan adalah novel, membuat buku itu sangat rugi jika ditinggalkan. Bahkan, sampai sekarang pun saya masih ingat saat beliau sebelum menjadi muslim, perang apa saja yang diikutinya, strategi yang digunakannya sehingga tidak pernah kalah, kenapa beliau dicopot sebagai panglima, siapa yang menggantikan, sampai akhir hayatnya, semua itu saya hafal sampai saat ini.

Tidak mungkin, mustahil, mantan terindah dapat dengan mudah dilupakan. Begitu pun jika kita mendudukkan buku sebagai kekasih kita. Andai ia sudah menjadi mantan (sudah selesai dibaca), maka tidaklah mudah untuk melupakan isinya.

Bahkan, saya bisa mengetahui buku dari penerbit mana yang layak dan kurang layak untuk dibaca. Saya rekomendasikan buku-buku terbitan Zaman atau dari Mizan. Walaupun katanya Mizan berafiliasi dengan Syiah, untuk buku-buku tema umum banyak juga yang bagus sebagai teman baca. Lagi pula, untuk mencintai Ahlul Bayt Nabi tidak perlu masuk Syiah, Ahlus Sunnah juga bisa. Jadi tidak usah takut. Bahkan pula, saya sampai tahu aliran yang ada di belakang penerbit tertentu. Misalnya, ada beberapa penerbit buku dari aliran wahabi, seperti Pustaka Sy**fii, Dar*l Haq, Dar*s Sunnah, Pustaka As S*lam.

Bagusnya, buku-buku dari aliran wahabi ini penuh kehati-hatian dalam periwayatan hadits, biasanya mereka menolak penggunaan hadits lemah. Tapi, yang merumuskan (mentakhrij) hadits shohihnya juga syaikh albani, kitab yang dipakai adalah silsilah hadits shahih, bukan kitab ulama salaf dulu. Jadi kalo ada hadits lalu diakhiri dengan "dishahihkan oleh al albani", itu biasanya wahabi. Karena banyaknya hadits dan kisah, kitab tafsir ibnu katsir pun dipangkas menjadi lebih ringkas. Aslinya kitab itu tebal sekali, namun di dalamnya terdapat banyak kisah-kisah israiliyat, yaitu kisah dari orang-orang yahudi zaman dahulu biasanya tanpa sanad yang jelas. Setelah dipilih kisah-kisah yang shahih saja, kitab tafsir tersebut menjadi lebih sedikit jilidnya. Oh ya ada juga buku dari Pustaka Imam Syaf*i, judulnya "Inilah Faktanya", buku ini isinya bagus sekali. Buku ini bercerita tentang peristiwa terbunuhnya cucu Rasulullah yaitu Sayidina Husein di Karbala, yang sekarang menjadi tanah suci orang Syiah. Di dalamnya, kisah-kisah yang disajikan dapat dibuktikan keilmiahannya. Setiap peristiwa juga dikisahkan dengan sangat detail, mulai dari kenapa, siapa yang terlibat, bagaimana proses pembunuhannya, pengkhianatan dari rakyat kufah dan basrah (sekarang Irak) terhadap sayidina Husein, dan lain sebagainya.

Ada juga dari aliran ikhwanul muslimin atau di indonesia banyak diadopsi pemikirannya oleh PKS / tarbiyah. Ada juga dari HTI. Pokoknya mayoritas penerbit buku-buku Islam, saya bisa hafal aliran di belakangnya. Btw, semua buku-buku dari penerbit tersebut saya baca walaupun tidak semuanya.

kategori buku yang umum juga lumayan banyak saya pelajari, seperti manajemen keuangan. Buku yang saya baca adalah milik Robert Kiyoshaki. Buku ini membuka mindset saya dan mencoba untuk mengaktivasi berbagai kemungkinan sumber uang itu berada. Maksudnya, jika kita masih bisa bekerja sekaligus bisnis, kerjakan keduanya. Jika kita bisa bekerja sekaligus bisnis sekaligus investasi, lakukan ketiganya. Beliau terkenal dengan metode manusia 4 kuadran. Saya sudah baca selesai dan memahami konsep itu dengan baik.

Ah... alangkah indahnya waktu seperti itu bisa kembali lagi. Namun ternyata, memang sudah selayaknya hari ini saya berada di tempat ini dengan kecanggihan teknologi. Semua hal bisa dengan mudah dipelajari. Semua akses informasi terbuka lebih luas. Jika kecanggihan ini linear dengan pengetahuan kita, bukankah seharusnya kita lebih cerdas dari sebelumnya?

Irwansyah Saputra

Belajar itu harus. Pintar itu bonus.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.