Berdamai dengan Keadaan

Kehidupan Jun 01, 2021

Ada yang umurnya 25 jadi pengusaha sukses, ada yang jadi mahasiswa, ada yang menang olimpiade, ada yang masih nganggur baru lulus kuliah, bahkan ada juga yang meninggal. Konsep memahami takdir secara sederhana adalah lakukan apa yang bisa kita lakukan, pilih apa yang bisa kita pilih, biarkan apa yang di luar kemampuan kita.

Menikmati proses itu penting, karena tujuan hanyalah sebuah mercusuar, agar kita tak kehilangan arah, itu saja. Saya suka menganalogikan hal ini dengan berlayar di lautan lepas. Pantai adalah tujuan kita untuk bertepi dengan mercusuarnya. Namun kita tak bisa selalu fokus pada mercusuar itu, karena rintangan yang sebenarnya adalah gulungan ombak dan badai di laut. Jika kita selalu fokus pada mercusuar, maka kita akan habis digulung ombak dan badai, karena kita sama sekali menghiraukannya sedangkan kapal kita tidak cukup kuat untuk mengabaikannya. Nikmatilah prosesnya, lewati ombak tersebut dengan cara melawannya, namun sesekali lihatlah mercusuarnya agar kita tahu tujuan kita tidak hilang dari pandangan.

Saat kita menghadapi ombak, artinya kita menerima kenyataan bahwa hidup kita tidak sedang baik-baik saja. Yang harus dilakukan adalah berdamai dengannya. Seorang dokter, saat mendiagnosis pasiennya yang mengidap kanker, ia akan tetap memberitahukan diagnosis itu walaupun ini adalah kabar yang tidak baik. Namun bukan berarti dokter ingin pasien mati cepat, justru dengan cara itulah bisa dicari perawatan yang tepat untuk pasien tersebut. Begitu juga dengan kehidupan, jika kita memang miskin atau bodoh, maka akui saja dan setelahnya mencari pengobatan untuk menghilangkan itu. Menegasikan hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah.

Dengan cara ini juga, kita akan tetap menjalani kehidupan secara nyata namun tetap tidak lupa dengan tujuan hidup kita. Prinsip hidup ini sudah saya terapkan sejak berumur belasan tahun. Saya tetap menjalani kehidupan saya sebagai tukang parkir, sebagai pelayan toko buku, sebagai karyawan, tapi saya tidak akan pernah lupa bahwa tujuan saya adalah belajar / menjadi terpelajar. Saya nikmati prosesnya namun tidak terjebak di dalamnya. Karena saya tahu, jika saya salah naik lift, maka saya tidak akan pernah sampai ke tempat yang ingin saya tuju.

Irwansyah Saputra

Belajar itu harus. Pintar itu bonus.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.