Teori Konspirasi Coronavirus dan Bantahannya (Part 2)

Kehidupan Jun 28, 2020

Sebelumya, Kita sudah membahas konspirasi coronavirus yang menyebar lewat sinyal 5G, kali ini kita akan bahas teori berikutnya yang mengatakan bahwa coronavirus adalah buatan manusia, bukan virus yang menyebar secara alami.

Benarkah teori tersebut? Sebelum kita mempercayai suatu hal, kita harus mempercayai dahulu asal mula data atau informasi itu, bahkan terhadap kitab suci sekali pun. Ini bukan sedang meragukan otentikasi suatu kitab suci, tapi jika memang ia diturunkan oleh Tuhan, pastinya ia akan tahan dengan argumentasi para penentangnya. Ujian bisa berasal dari riwayat sejarah kitab tersebut, isi kitab yang tidak ada pertentangan (karena Tuhan maha sempurna), gaya bahasa yang digunakan, kedalaman pemahaman dalam istilahnya, fakta ilmiah yang terdapat di dalamnya tidak bertentangan dengan hasil konsensus riset para ilmuwan dan lain sebagainya. Jika kitab suci tersebut bisa lolos ujian itu, maka kita bisa meyakini bahwa ia memang diturunkan oleh Tuhan. Artinya, segala hal yang kita terima wajib diuji validitas datanya.

Begitupun saat kita membahas teori konspirasi ini. Ada sebuah video yang dituduh sebagai simulasi covid-19 pada 18 oktober 2019, 2 bulan sebelum covid-19 muncul dan merebak di Wuhan, China. Memang betul, video tersebut adalah simulasi coronavirus, namun bukan untuk covid-19. Yang harus dipahami adalah, covid-19 merupakan salah satu virus dari keluarga coronavirus, bukan satu-satunya. Karena ada SARS dan MERS yang sebelumnya sudah menyebar di dunia. Simulasi tersebut dilakukan rutin oleh Center for Health Security bersama beberapa lembaga lainnya, salah satunya adalah Gates Foundation, yayasan amal milik Bill Gates. Ini juga yang menyebabkan kecurigaan jika covid-19 adalah hasil buatan lab Gates Foundation. Nyatanya, jika memang simulasi tersebut adalah untuk covid-19, kenapa videonya sangat mudah diakses bahkan sudah di-publish di Youtube? Karena memang ini adalah acara rutin.

Teori selanjutnya mengatakan bahwa covid-19 hasil dari lab. Benarkah? Untuk menguji teori ini, kita tidak usah membuktikan bahwa covid-19 bukan dari lab. Kita cukup buktikan bahwa covid-19 ini memang benar mutasi genetik secara alami, sehingga teori yang serupa akan runtuh dengan sendirinya.

Ada begitu banyak hipotesis yang membahas asal mula SARS-CoV-2, namun dari sekian banyak hipotesis itu tidak ada yang membahas mengatakan jika ini berasal dari buatan manusia. Mereka hanya berdebat terkait apakah virus ini bermutasi dalam tubuh manusia, atau sudah bermutasi di inang hewan sebelum mengenai manusia. Artinya tidak ada opsi mutasi genetik buatan dari hipotesis-hipotesis tersebut.

Beberapa penjelasan ilmiah yang meruntuhkan teori covid-19 diciptakan oleh manusia adalah,

  1. Coronavirus kelelawar kemungkinan menginfeksi hewan perantara seperti trenggiling. Professor Edward Holmes (ahli virologi evolusi di University of Sidney) mengatakan bahwa penemuan virus yang terkait dengan SARS-CoV-2 yang terdapat pada trenggiling membuktikan jika virus ini tidak diciptakan manusia. Bahkan profesor Nigel McMillan mengatakan perubahan genetik pada virus ini dapat ditemukan pada dua coronavirus lain dari kelelawar dan trenggiling, keduanya adalah sumber host (inang). Beliau menjelaskan lagi tidak ada sistem di laboratorium yang dapat mendesain perubahan genetik seperti itu.
  2. Pernyataan Coronavirus berasal dari laboratorium Wuhan itu tidak berdasar. SARS-CoV-2 memiliki kerabat terdekat dengan virus kelelawar yang bernama RaTG13, yang disimpan di Provinsi Yunnan bukan di institut virologi Wuhan. Artinya, jika laboratorium itu bocor maka yang terkena terlebih dahulu adalah daerah Yunnan bukan Wuhan. Selain itu, tingkat perbedaan urutan genom antara SARS-CoV-2 dan RaTG13 setara dengan rata-rata 50 tahun (dan setidaknya 20 tahun) perubahan evolusioner. Maksudnya, untuk mengubah mutasi genetik di antara kedua virus tersebut agar sama, butuh waktu setidaknya 20 tahun untuk berevolusi.

Penutup

Para ilmuwan yang sudah berjuang keras meneliti virus ini adalah mereka yang memiliki rekam jejak puluhan tahun dalam bidang tersebut. Mereka pun sama dengan kita, ingin mengetahui asal mula virus tersebut. Bedanya, mereka melakukan riset dengan metode ilmiah sehingga semakin dekat dengan kebenaran. Ibarat hansel and gretel yang mengikuti setiap batu yang mereka tinggalkan agar bisa sampai ke rumahnya lagi. Di sisi lain, ada orang yang mengatakan jika virus ini dibuat oleh manusia bahkan menantang disuntikkan virus ke tubuhnya, juga menginginkan kehidupan normal tanpa adanya social distancing di tengah wabah ini. Para penikmat konspirasi berkata bahwa virus ini adalah suatu konspirasi untuk mengurangi jumlah populasi manusia. Bagaimana jika ternyata konsep teori konspirasi yang sesungguhnya adalah "membuat orang-orang percaya jika virus ini adalah teori konspirasi sehingga mereka tidak melakukan social distancing, akibatnya terkena virus tersebut dan (pada akhirnya) mereka mati". Jika teori konspirasi yang kedua ini nyata adanya, saya pribadi sangat setuju. Karena yang tewas adalah ras manusia terbodoh yang pernah ada.

Referensi:

centerforhealthsecurity.org/event201/videos.html

https://www.scimex.org/newsfeed/expert-reaction-did-CoVid-19-come-from-a-lab-in-wuhan

https://www.nytimes.com/2020/04/17/technology/bill-gates-virus-conspiracy-theories.html

https://leelabvirus.host/CoVid19/origins-part3

https://www.sciencealert.com/the-new-coronavirus-could-have-been-percolating-innocently-in-humans-for-years

https://www.sciencealert.com/here-s-what-scientists-think-of-the-coronavirus-was-made-in-a-lab-rumour

https://www.nature.com/articles/s41591-020-0820-9

jika ada yang setuju, sangat dipersilakan. Namun sebelum itu, pastikan referensi yang anda bawa setara nilainya dengan referensi yang saya pakai.

Irwansyah Saputra

Belajar itu harus. Pintar itu bonus.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.