Teori Konspirasi Coronavirus dan Bantahannya (Part 1)
Selalu ada tesis dan antitesis di dunia ini, itu udah biasa sih. Cuma baik tesis maupun antitesis harus punya landasan kuat agar tidak hanya sekedar "katanya" tanpa disertai sumber yang valid. Sumber valid itu bisa didapatkan secara primer yaitu ngobrol langsung dengan ahli atau eksperimen sendiri, bisa juga dengan sekunder, mengambil data sampel yang sudah digunakan orang lain. Jadi jangan sampai kita mengatakan "bentuk bumi itu datar" hanya karena tidak bisa membuktikan bahwa bentuk bumi bulat. Karena selama ini bantahan dari komunitas flat earth adalah menggugat bentuk bumi tidak bulat, tidak fokus membuktikan bentuk bumi yang datar. Padahal, jika memang bentuk bumi tidak bulat, bukan berarti datar kan? Bisa jadi lonjong, kerucut, persegi atau yang lainnya.
Beberapa teori konspirasi selalu muncul terhadap hal yang tidak dapat di-indra. Mungkin karena kasusnya yang ga keliatan, jadi semua orang bisa menduga kemungkinan apa saja, ini hal yang wajar terjadi. Namun bahayanya adalah dugaan tersebut dipublikasikan lewat video propaganda, tulisan, yang akhirnya diyakini oleh banyak orang. Padahal, validasi data yang digunakan pun masih dipertanyakan. Salah satu kasus yang sedang terjadi adalah teori konspirasi mengenai coronavirus. Berikut beberapa teori konspirasi tersebut.
- Coronavirus ditransmisi lewat sinyal 5G
Ada sebuah teori yang unik bahwa coronavirus disalurkan lewat sinyal 5G. Alur teorinya adalah semakin tinggi kecepatan sinyal 5G maka semakin cepat juga penyebaran coronavirus lewat sinyal tersebut. Teori ini diperburuk oleh beberapa postingan artis yang mendukungnya sehingga semakin tersebar luas di masyarakat. Mungkin ini terdengar sangat konyol, namun ternyata orang Inggris yang notabene negara maju pun percaya akan hal ini. Sebanyak 50 tiang telekomunikasi dibakar oleh mereka karena dituduh sebagai penyebab terjadinya sebaran coronavirus dengan cepat. Ini dimulai dari awal april 2020.
Bantahan: Tidak ada bukti kalau sinyal 5G membahayakan tubuh manusia. Ada dua radiasi yang mesti diketahui, yaitu radiasi pengion dan non pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi yang terjadi karena menabrak sesuatu dan kemudian muncul partikel bermuatan listrik yang disebut dengan ion. Ion inilah yang memiliki pengaruh pada benda bahkan tubuh manusia. Kenapa ada kelainan genetik disebabkan radiasi? Karena manusia terdiri dari penyusun tubuh terkecil yang disebut dengan sel. Saat sel terkena radiasi ion, energi dari radiasi akan terserap ke dalam sel dan mampu mengakibatkan perubahan kimiawi pada molekul yang terkandung di dalamnya. Perubahan kimiawi inilah yang dapat memicu terjadinya kelainan genetik. Kalau ga ngerti bagian ini, baca berulang. Lanjutkan baca kalau udah ngerti.
Beberapa radiasi pengion terdiri dari sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, beta, alfa, dan neutron. Lebih lanjut bisa nonton video Seri Nuklir Episode 1 disini https://youtu.be/79jhFlwZuQs.
Yang kedua ada yang disebut dengan radiasi non pengion. Kebalikan dari radiasi pengion, ia tidak menimbulkan ionisasi. Beberapa yang termasuk ke dalam radiasi non pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet. Sinyal 5G termasuk pada gelombang radio yang dinyatakan aman oleh International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP), yaitu komisi internasional yang mengatur perlindungan radiasi non-ionisasi.
Kesimpulannya adalah hal tersebut tidak benar.
*Karena ada yang distract gw waktu nulis, jadi gw cukupkan di part 1 dulu ya. Langsung ilang mood gw.
Referensi:
https://www.icnirp.org/en/about-icnirp/aim-status-history/index.html
https://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/02/08-01-01-02.html
https://www.businessinsider.sg/attacks-cellphone-towers-coronavirus-5g-conspiracy-2020
https://www.businessinsider.sg/coronavirus-conspiracy-5g-masts-fire-2020-