Perbedaan Variolasi dan Vaksinasi

Kehidupan Apr 12, 2020

Oleh: Irwansyah Saputra, S.Kom., M.Kom.

Disclaimer: gw bukan ahli, cuma sekedar berbagi informasi yang ringan aja terkait berbagai hal. Kalo lu ragu sama tulisan ini, bisa dicek langsung ke bagian referensinya. Kalo dapet kesalahan dari tulisan ini, koreksi aja ya… Peradaban pengetahuan dimulai dari sini… Btw, gw setengah mati buat paham terkait hal ini. Respek banget pokoknya sama anak-anak kesehatan, kedokteran, farmasi, biologi dan sejenisnya yang sering berjibaku dengan istilah-istilah latin dan mesti dihafal pula.

Prolog

Selama perjalanan sejarah, cacar adalah penyakit yang udah banyak bikin tewas manusia. Sekitar 300–500 jutaan manusia tewas karena penyakit ini, rasionya adalah 3 dari setiap 10 orang yang kena cacar bakal tewas. Kondisi yang hidup juga ga terlalu nguntungin, karena akan jadi bekas luka bahkan ada yang sampe buta permanen. Penyakit ini juga dimiliki oleh firaun ramses V yang hidup sekitar abad ke 3 sebelum masehi. Ketahuan karena ada bekas cacar pada jasad muminya. Dari mesir itu, cacar makin nyebar disebabkan perdagangan, peperangan, dijadikan senjata biologis oleh penjajah, pengiriman budak dan lain sebagainya.

Variolasi

Variolasi ini ga dikenal zaman dulu. Nama tersebut muncul karena virus yang menyebabkan cacar adalah virus variola. Mungkin bagus juga buat nama anak. Ada beberapa teknik variolasi yang dipake di dunia saat itu. Pertama, abad ke 15, teknik primitif ini dipake oleh biksu buddha di gunung Emei Shan dengan cara:\1. Mengambil bekas cacar (pustula) dari orang yang terinfeksi ringan,\2. Bekas cacar tersebut dibiarin kering (karena kalo masih segar, virusnya masih galak)\3. Di-ulek sampe jadi bubuk l̵a̵l̵u̵ ̵s̵i̵a̵p̵ ̵d̵i̵h̵i̵d̵a̵n̵g̵k̵a̵n̵\4. Dimasukkan ke dalam pipa, lalu dihisap oleh orang yang masih sehat.

Beda lagi di afrika, variolasi dilakukan dengan cara mengikatkan kain pada luka penderita cacar ringan, kemudian kain tersebut diikatkan pada orang yang belum terinfeksi.

Tahun 1700-an, teknik variolasi juga digunakan di Inggris atas jasa Lady Mary Wortley Montagu, istri duta besar Inggris untuk Turki. Saat itu teknik variolasinya disebut dengan metode Suttonian. Dalam metode ini, luka cacar penderita ringan diambil oleh benda tajam seperti pisau, kemudian pisau tersebut digoreskan pada tangan orang yang belum terinfeksi cacar.

Hasilnya, orang yang udah divariolasi, ga kena cacar lagi. Tapi tingkat keberhasilan metode ini bervariasi. Bahkan dalam banyak kasus, orang yang divariolasi malah menyebarkan cacar pada orang lain.

Vaksinasi

Vaksinasi muncul dari rasa penasaran seorang dokter bernama Edward Jenner pada akhir tahun 1700an saat bertemu para pemerah susu yang kena cacar sapi tapi setelah itu ga kena cacar manusia. Cacar jenis ini dimiliki oleh sapi lalu menginfeksi manusia yang kontak dengannya. Cacar ini mirip dengan cacar manusia, bedanya punya gejala lebih ringan dan tidak menimbulkan kematian. Anehnya, setelah sembuh dari cacar sapi, para pemerah susu ini ga kena cacar lagi. Setelah diteliti oleh Edward Jenner, ternyata kedua virus itu terdiri dari famili yang sama.

Edward Jenner

Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan percobaan yang melibatkan Pemerah susu bernama Sarah Nelmes dan James Phipps yang berumur 8 tahun, seorang anak tukang kebunnya. Jenner mengambil sampel luka cacar sapi dari tangan Sarah Nelmes kemudian diinfeksikan pada James Phipps. Setelah beberapa hari demam dan kurang nafsu makan, bocah tersebut memperlihatkan perkembangan yang lebih baik. 2 bulan kemudian, Jenner menginfeksikan sampel cacar manusia segar ke James Phipps, hasilnya bocah tersebut baik-baik saja. Eksperiman Jenner berhasil.

Nama vaksin muncul dari kata "variolae vaccinae" yang berarti cacar sapi. Atau lebih tepatnya dari bahasa latin "vacca" yang artinya sapi. Metode vaksinasi lebih aman karena menggunakan sampel virus cacar sapi yang jauh tidak berbahaya untuk meningkatkan imunitas manusia dibandingkan dengan variolasi yang menggunakan cacar manusia sebenarnya.

Sebelum dipakai, metode vaksin mendapat banyak penolakan namun akhirnya diterima sebagai metode yang aman untuk memberantas cacar secara global. Tahun 1840, Inggris melarang metode variolasi untuk menanggulangi cacar. WHO juga mengkampanyekan dunia bebas cacar selama berpuluh tahun dan terwujud pada oktober 1979.

Opini: Jika saat ini cacar masih ada dan mulai banyak kembali, itu merupakan sumbangsih dari golongan anti vaksin terhadap kerusakan dunia. Bertobatlah wahai kaum anti vaksin. “Dan janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dalam kebinasaan” (QS. Al-Baqarah ayat 195)

Referensi:

https://www.labroots.com/trending/microbiology/4928/variolation-vaccination

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200696/

https://www.cdc.gov/smallpox/history/history.html

Irwansyah Saputra

Belajar itu harus. Pintar itu bonus.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.