Logika Waktu
Benci banget sama orang yang suka bilang "waktu untuk dunia kita lebih banyak dibandingkan akhirat, bagaimana mungkin kita bisa masuk surga?"
Orang jenis ini mungkin ga tau ada yang disebut ibadah mahdhah dan ghair mahdhah. Ibadah ghair mahdhah itu justru lebih banyak ditemukan dengan urusan dunia kita. Dikiranya, waktu untuk dunia itu ga dicatat sebagai amal baik. Dikiranya, ibadah untuk akhirat itu cuma sekedar salat, puasa, zakat dan yang sejenisnya.
Dikiranya orang yang sedang belajar itu tidak menuju surga.
Dikiranya orang yang sedang bekerja berpanasan, berpeluh keringat, bukan sedang menggapai pahala.
Dia lupa kalau naik haji harus ditunda saat ada tetangga yang kelaparan.
Dia lupa kalau solat jumat bisa ditunda hanya gara-gara hujan besar. Artinya, Islam menjunjung tinggi kemanusiaan (ghair mahdhah) dibandingkan dengan ibadah secara langsung kepada Allah.
Jangan mengira waktu yang kita gunakan untuk dunia tidak akan bernilai apapun. Bekerja, belajar, jika diniatkan untuk ibadah, maka itu akan menjadi sangat bernilai dihadapan Allah.
Dalam suatu hadits diceritakan bahwa iblis lebih takut pada orang alim yang sedang tidur dari pada ahli ibadah yang sedang solat.
Tidak selayaknya kita berkata "merugi sekali orang yang jarang ibadah sunnah" kepada para pekerja yang untuk ibadah wajib pun sulit sekali mencari waktunya. Dia mengira dirinya lebih mulia hanya karena lebih banyak melakukan ibadah mahdhah dibandingkan orang lain.
Padahal dalam hadits lain Rasulullah pernah mencium tangan seorang pekerja kasar dan berkata bahwa tangan tersebut tidak akan tersentuh oleh api neraka.
Jangan jadikan agama sebagai beban kehidupan. Tapi dia ada sebagai solusi berbagai permasalahan. Sudah selayaknya kita mengambil pelajaran, bukan memberikan kesimpulan dengan landasan kebodohan.