Apakah Artificial Intelligence Dapat Menguasai Dunia?

Teknologi Apr 10, 2020

Oleh: Irwansyah Saputra, S.Kom., M.Kom., MTA.

Kecerdasan buatan (AI) lagi beken sekarang ini, dari yang bener-bener tau sampe yang sok tau. semuanya ngomongin AI. Gw juga pernah denger pebisnis online ngomongin algoritma FB dan yang dia omongin itu salah. Gw ga larang orang lain bahas apapun, tapi minimal dasar-dasarnya tau jangan cuma sekedar pengalaman atau prasangka aja. Kasian yang dengerin, udah serius eh malah salah ilmu yang didapat.

Apa sih AI?

Gampangnya, gw bisa bilang kalo dia ini adalah manusia versi lite dengan tugas tertentu aja. Misalnya, ada AI yang disuruh maen catur, ada yang disuruh jadi sopir (self driving), ada yang disuruh jadi smart home (nyalain lampu, musik) dan tugas lainnya. Tapi para saintis lagi bikin AI yang versi lebih umum, yaitu satu AI yang bisa ngunggulin manusia di berbagai bidang.

Kenapa bisa disebut kecerdasan buatan?

Cerdas itu artinya punya pengetahuan. Kita harus tau dulu perbedaan data, informasi dan pengetahuan. Data itu fakta mentah aja, misalnya suhu ruangan 5 derajat selsius. Informasi itu data yang udah diolah, misalnya suhu ruangan 5 derajat selsius termasuk dingin. Pengetahuan itu adalah keputusan/hasil yang didapatkan dari informasi, misalnya karena suhu ruangan yang dingin , gw akan pake jaket / gw ambil remot AC / gw keluar ruangan.

Dari situ kita bisa tau kalo AI ini disebut dengan kecerdasan buatan karena dia punya pengetahuan, bukan sekedar informasi aja. Dia bisa mutusin perkara sesuai dengan yang ia pelajari sebelumnya.

Contoh mudahnya gini, ada mahasiswa namanya Irwan mau absen ke aplikasi kampus, saat dia ngetik nama malah typo jadi "Irwn", otomatis ga muncul di sistem. Nah, yang kaya gini disebut sistem informasi. Sistem ini ga bisa mikir, dia cuma ngeluarin informasi sesuai dengan yang terdapat di database. Sistem ini ga punya toleransi, kalo salah ya lu salah... (berasa kek cewek jadinya), kalo namanya Irwan ya tulisnya irwan, ga bisa jadi irwn atau typo lainnya.

Beda halnya kalo kita buka google, coba ketik nama gw Irwnsyh saputra, google bakal benerin typo itu kan? suka ada tulisan "mungkin maksud anda adalah.......". Nah itu disebut dengan kecerdasan buatan. Dia punya pengetahuan, bisa mikir. Dia tau kalo nama Irwnsyh saputra ga ada di database dia, tapi agar lebih ramah untuk penggunanya, dia ga cuma sekedar bilang "data ga ketemu", tapi dia ngasih saran.

Itulah kenapa algoritma google lebih disukai dibanding mesin pencari lainnya, dia juga nyediain konten sesuai dengan kebutuhan pengguna ini masuknya ke search engine optimization (SEO).

Oh ya, pasti lu juga pernah ngetik lirik lagu di youtube buat nyari judul lagu kan? Itu juga kecerdasan buatan punya youtube, atau video lu ga bisa dimonetisasi karena ada lagu yang punya hak cipta di video tersebut, itu juga AI.

Ada contoh satu lagi, kenapa friendlist lu 5k tapi yang ngelike paling 10an doang? Ini juga kecerdasan buatan punya FB. Lu pasti ga tau kan kalo ternyata saat lu bikin status itu ga bakal muncul di beranda 5k friendlist lu? kenapa coba? Karena FB punya algoritma yang wajib bikin penggunanya bahagia.

Maksudnya, FB bakal munculin konten yang disukai penggunanya, seperti konten dari grup yang engagementnya tinggi (like dan komennya banyak) atau video serupa yang suka lu tonton. Sehingga postingan lu ga bakal muncul di beranda FL lu itu. Bisa jadi postingan lu muncul sekali-kali di FL tersebut, tapi kalo ga di like maka FB akan membaca kalo lu sama FL lu itu ga terlalu deket. Karena kalo lu punya satu FL yang sering interaksi (like, komen, share), saat lu atau dia bikin status bakal ada notif ke lu atau ke dia. FB pake AI untuk meniru keintiman persahabatan manusia secara nyata.

Jadi, kecerdasan buatan itu ga selalu bentuknya robot yang bisa diajak maen atau buat militer (biasa kita liat kalo di film), dia bisa berbentuk sistem seperti google atau FB atau youtube atau google assisten atau siri, bisa berbentuk robot seperti robot catur, robot supir, google nest (smart home). Sebenernya mesin cuci di rumah juga termasuk robot, kalo mau ditambah informasi ya tinggal kasih algoritma misalnya "cucian yang masuk sebanyak 5 kg, maka mesin cuci otomatis mati dalam waktu sekian menit". Kalo mau ditambah kecerdasan buatan gimana kira-kira? Jawab ya...

Kecerdasan Buatan akan menjadi ancaman yang berbahaya?

Ga cuma lu doang yang mikir kaya gitu, Stephen Hawking seorang fisikawan terkenal dan Elon Musk juga mikir kaya gitu. Dan sebenernya pertanyaan tersebut logis, karena setiap yang punya kecerdasan maka pasti bisa mikir. Masalahnya, apakah AI punya dorongan untuk mikir? Karena selama ini dia mikir kalo pas disuruh doang. Kalo sewaktu-waktu dia punya kesadaran buat mikir sendiri, ini lah yang jadi bahaya untuk manusia. Ini yang disebut oleh Omohundro sebagai "Perkiraan Rasionalitas".

Ada buku bagus terkait hal ini, Our Final Invention: Artificial Intelligence and the End of the Human Era karangan James Barrat. Dia jelasin alasan kuat kenapa kita mesti khawatir dengan perkembangan AI. Dia bilang (nukil dari peneliti AI Steve Omohundro): "jika cukup cerdas, robot yang dirancang untuk bermain catur mungkin juga ingin membangun pesawat ruang angkasa". Tapi kalimat itu didasari kalo adanya dorongan kesadaran berpikir dari AI tersebut.

Apa dorongan itu? Misalnya mereka (AI) ga mau dimatiin sama pemiliknya, seperti kisah di film 2001: A Space Odyssey, yang bunuh para astronot di atas kapal saat HAL (Heuristically programmed ALgorithmic, nama robot AI itu) tau kalo mereka mau matiin dia. Contoh lain misalnya gini, kita bikin robot kurir pengiriman barang yang dimasukin AI didalamnya, perintah AI tersebut adalah "pokoknya itu barang harus sampe ke tangan konsumen, ga peduli ada badai atau musibah". Mungkin kita mikir sistem itu keren, ya bisa keren kalo dalam keadaan normal. Masalahnya, kalo kita berusaha buat cegah dia ngirim paket, robot itu bisa ngenalin lu sebagai penghalang dia dan harus disingkirin. Kejadian terburuknya adalah dia bisa bunuh lu.

AI bisa jahat?

Ada 6 alasan yang bisa dianalisis,

  1. Ceroboh, sistem yang dibikin bener tapi kita pakenya salah. Contoh treadmill yang terlalu kenceng pas lagi mau dipake.
  2. Sederhana, sistem yang dibikin ga bahaya tapi punya konsekuensi bahaya, contohnya robot HAL tadi.
  3. Greedy (rakus), sistem ini dirancang agar bisa ngendaliin sebanyak mungkin materi dan energi bebas di alam semesta. Misalnya, robot catur yang selalu menang.
  4. Destructive, sistem ini dirancang agar bisa ngendaliin energi bebas sebanyak mungkin dan secepat mungkin walaupun akhirnya bisa ngancurin dirinya sendiri. Seperti AI pada mesin mobil yang lagi ngebut terus keabisan bensin, dia akan nyari sumber daya apapun agar tetep bisa maju.
  5. Murderous, sistem yang kerjaannya ngancurin sistem lain. Misalnya terminator.
  6. Sadis, sistem ini mirip murderous cuma dia ga diancurin tapi ngambil alih utilitas korbannya. Contohnya belum nemu.

Ada cara buat menghentikan AI yang jahat?

Ada 3 cara yang diusulin oleh peneliti AI Steve Omohundro, yaitu

  1. Cegah pembuatan sistem robot yang berbahaya. Jangan masukin kecerdasan buatan yang punya potensi membahayakan ke dalam robot tersebut.
  2. Deteksi sejak awal kalo itu robot udah mencurigakan. Kalo ada suatu robot yang udah mulai greedy (rakus) dan mulai terdeteksi tanda-tanda greedy nya, maka matiin aja robotnya segera.
  3. Identifikasi ancaman. Hal ini dilakukan setelah kita telat sadar kalo si robot udah jadi jahat. Bisa pake cara militer atau yang lainnya, mirip-mirip di film sci-fi.

Seperti halnya kebakaran, ia terjadi karena berawal dari api yang kecil. Untuk cegah kebakaran, lebih baik ga nyalain api dari awal. Tapi ambisi manusia ini suka bikin rusak, seperti Icarus anak dari Daedalus yang coba buat terbang pake sayap buatan bapaknya. Karena saking semangatnya, dia malah terlalu deket sama matahari dan akhirnya tewas.

Referensi:

https://futureoflife.org/background/benefits-risks-of-artificial-intelligence/

https://www.newyorker.com/tech/elements/why-we-should-think-about-the-threat-of-artificial-intelligence

https://www.businessinsider.com/robot-uprising-2014-4

https://www.businessinsider.com/how-to-stop-the-robot-uprising-2014-4

https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2018/11/19/is-artificial-intelligence-dangerous-6-ai-risks-everyone-should-know-about/#300350512404

https://www.businessinsider.com/stephen-hawking-on-artificial-intelligence-2014-5

https://pantheon.org/articles/i/icarus.html

https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2018/11/19/is-artificial-intelligence-dangerous-6-ai-risks-everyone-should-know-about/#300350512404

Journal: Autonomous technology and the greater human good, 2014, Steve Omohundro

Irwansyah Saputra

Belajar itu harus. Pintar itu bonus.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.